Rabu, 05 Februari 2025

Kelelawar Langit dan Kota yang Hilang


Di sebuah desa terpencil yang tersembunyi di balik bukit berkabut, seorang pemuda bernama Raka selalu bermimpi tentang sebuah kota yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Kota itu mengapung di langit, bercahaya dengan menara kristal dan jalanan berlapis emas. Setiap malam, ia mendengar bisikan dari angin yang berdesir, seolah memanggilnya untuk mencari kota itu.


Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, seekor kelelawar raksasa dengan sayap berkilauan mendarat di halaman rumahnya. Makhluk itu memiliki mata sebesar batu safir, dan suaranya bergema dalam benaknya.


"Raka, kau adalah yang terpilih. Kota yang kau impikan benar-benar ada, tetapi tersembunyi dari dunia manusia. Jika kau ingin menemukannya, kau harus bersedia menempuh perjalanan melintasi langit dan melewati pintu gerbang yang telah lama terkunci."


Tanpa ragu, Raka menaiki punggung kelelawar itu. Dengan satu kepakan sayap, mereka melesat ke angkasa, melewati awan-awan tebal yang bercahaya biru. Angin menerpa wajahnya, tetapi hatinya berdebar penuh semangat.


Setelah berjam-jam terbang, mereka tiba di depan gerbang raksasa yang melayang di udara. Gerbang itu terbuat dari batu obsidian hitam, dihiasi ukiran makhluk-makhluk yang tampak hidup. Di tengahnya, sebuah kunci emas melayang, menunggu seseorang yang bisa membukanya.


"Hanya mereka yang memiliki darah keturunan pertama yang bisa memasuki kota ini," suara gaib bergema dari gerbang itu.


Tangan Raka gemetar. Ia tak tahu apakah dirinya benar-benar memiliki hubungan dengan kota ini. Namun, ketika ia mendekat, kunci emas itu bergetar dan perlahan masuk ke dadanya, seolah menjadi satu dengannya. Gerbang raksasa itu berpendar, lalu terbuka dengan suara gemuruh.


Di baliknya, terbentang kota terapung yang lebih indah dari mimpinya. Menara kristal menjulang ke langit, sungai emas mengalir di antara jalanan yang dipenuhi makhluk-makhluk bersayap. Di tengah kota, seorang wanita berjubah perak menatapnya dengan senyum penuh harap.


"Kau telah kembali, Pangeran Raka. Takdir telah membawamu kembali ke rumah."


Raka terhenyak. Apakah ini rumahnya? Apakah ia benar-benar bagian dari kota ini?


Jawaban itu masih menjadi misteri, tetapi satu hal yang pasti—petualangannya baru saja dimulai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar