Di jantung Hutan Lumora, di antara pepohonan raksasa yang berkilauan dan sungai yang mengalir dengan cahaya perak, terdapat Kerajaan Peri Aveloria, dunia tersembunyi yang tak bisa dilihat manusia.
Bunga adalah salah satu peri penjaga di sana—anggun, lincah, dan memiliki sayap ungu lembut seperti kelopak mawar yang baru mekar. Tugasnya menjaga keseimbangan alam, memastikan bunga bermekaran dan hujan turun pada waktunya.
Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Fattah—seorang manusia yang seharusnya tidak bisa melihatnya.
---
Bab 1: Pertemuan di Tengah Hujan
Hari itu hujan turun lebih lama dari biasanya. Bunga seharusnya kembali ke istana, tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya—seorang manusia duduk di bawah pohon ek tua, membiarkan dirinya basah tanpa berusaha mencari perlindungan.
Matanya terlihat dalam, penuh pikiran, namun tak kosong. Ada luka, ada kesedihan.
Peri tidak seharusnya terlalu dekat dengan manusia, tetapi ada sesuatu tentang pria ini yang membuat Bunga melayang turun.
“Kamu kenapa duduk di sini?” tanyanya tanpa sadar.
Yang mengejutkan, pria itu menoleh dan langsung menatap matanya.
“Kamu bisa bicara?”
Bunga membeku. Tidak ada manusia yang bisa melihatnya—tapi Fattah bisa.
---
Bab 2: Rahasia yang Terungkap
Sejak hari itu, Bunga mulai sering mengunjungi Fattah. Awalnya, ia ingin tahu bagaimana pria itu bisa melihatnya. Namun, semakin sering mereka berbincang, semakin ia menyadari bahwa bukan hanya jawabannya yang menariknya kembali—tapi juga kehadiran Fattah sendiri.
Fattah adalah seorang pelukis yang mencari inspirasi di hutan ini. Ia memiliki “mata jiwa”, bakat langka yang hanya dimiliki oleh manusia dengan hati terbuka terhadap dunia sihir.
“Jadi, aku ini spesial?” tanya Fattah dengan senyum kecil saat mereka duduk di tepi sungai yang berkilauan.
Bunga menggeleng sambil tersenyum. “Mungkin. Atau mungkin aku yang bodoh karena berbicara dengan manusia.”
Namun, hari demi hari, ia selalu kembali.
Dan setiap kali mereka berbicara, sesuatu di hatinya mulai berubah.
---
Bab 3: Cinta yang Terlarang
Di Aveloria, mencintai manusia adalah larangan besar.
Ketika Ratu Peri mengetahui hubungan mereka, ia memanggil Bunga ke istana.
“Kamu tahu hukumnya,” suara sang ratu dingin. “Jika kamu terus berhubungan dengan manusia itu, sayapmu akan dicabut, dan kamu akan diasingkan.”
Bunga menunduk. Ia tahu risikonya, tapi bagaimana bisa ia berpura-pura tidak mengenal Fattah?
“Apa tidak ada cara lain?” tanyanya pelan.
Ratu menatapnya lama, lalu akhirnya menghela napas. “Ada satu cara. Tapi tidak mudah.”
Ada ritual kuno, keajaiban yang bisa mengubah manusia menjadi peri. Namun, ritual ini sangat sulit. Jika gagal, Fattah akan kehilangan ingatannya tentang Bunga selamanya.
---
Bab 4: Ujian Cinta
Di bawah Pohon Elaris, tempat di mana sihir kehidupan paling kuat, Fattah dan Bunga berdiri dalam lingkaran cahaya bulan.
“Kamu yakin ingin melakukan ini?” tanya Fattah.
Bunga menatapnya. “Aku lebih takut kehilanganmu daripada gagal.”
Ritual dimulai. Cahaya biru keemasan mengelilingi mereka, mengikat hati dan jiwa mereka dalam satu getaran magis. Jika cinta mereka tidak cukup kuat, ini akan menjadi perpisahan selamanya.
Fattah merasakan tubuhnya menjadi ringan. Sayap-sayap halus mulai muncul di punggungnya, matanya berkilauan seperti bintang di langit Aveloria.
Mereka berhasil.
Bunga tersenyum, air matanya jatuh bukan karena kesedihan, tetapi kebahagiaan.
Fattah bukan lagi manusia biasa. Ia kini bagian dari dunianya.
---
Bab 5: Hidup Selamanya di Aveloria
Ketika mereka kembali ke kerajaan, sang Ratu yang awalnya ragu akhirnya mengakui cinta mereka memang murni—cukup kuat untuk melampaui batasan dunia.
Fattah kini menjadi bagian dari Aveloria, belajar memahami dunianya yang baru. Ia dan Bunga tidak lagi harus bersembunyi atau memilih antara dua dunia.
Mereka memilih satu dunia—dunia yang mereka ciptakan bersama.
Di tengah hutan bercahaya, di bawah langit penuh bintang, mereka terbang berdampingan, merasakan angin lembut membawa mereka ke tempat yang belum pernah mereka jelajahi sebelum
nya.
Untuk pertama kalinya, Bunga tahu bahwa cinta sejati bukan hanya ada di dongeng.
TAMAT.
Ceritanya keren
BalasHapus