Di sebuah kota yang dipenuhi menara baja dan teknologi canggih, Fida dan Rangga bukanlah insinyur biasa. Mereka adalah perancang mesin paling jenius di Aethera, sebuah negeri yang menggabungkan teknologi dan sihir.
Fida, dengan kepintarannya dalam mekanika presisi, bisa membangun mesin sekecil jam tangan hingga sebesar kapal udara. Rangga, di sisi lain, adalah ahli energi dan bahan bakar, menemukan cara mengubah angin, listrik, bahkan cahaya bulan menjadi sumber tenaga.
Namun, semua berubah ketika mereka menemukan cetak biru mesin kuno—sebuah desain yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.
Bab 1: Cetak Biru yang Tak Terbaca
Suatu malam, Fida dan Rangga menerima sebuah paket tanpa pengirim. Di dalamnya ada gulungan kertas tua yang penuh dengan sketsa mekanik dan simbol aneh yang tidak dikenali.
“Ini… bukan desain biasa,” gumam Rangga, mengerutkan dahi.
Fida mengamati pola-pola di kertas itu. “Ada sesuatu di sini… seperti kombinasi antara teknologi dan alkimia.”
Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menyadari satu hal: ini adalah cetak biru dari sebuah mesin yang tak pernah selesai dibuat.
Dan lebih mengejutkan lagi, ada tulisan samar di pojok bawahnya:
“Ditemukan di reruntuhan Kota Hilang, Zephyria.”
Zephyria? Kota yang disebut hanya dalam legenda?
Mereka tidak bisa mengabaikan ini.
Keingintahuan lebih kuat dari akal sehat.
Maka, perjalanan mereka pun dimulai.
Bab 2: Kota di Balik Kabut
Zephyria bukan sekadar mitos. Kota itu benar-benar ada—tersembunyi di balik lapisan kabut tebal di ujung dunia, tempat di mana waktu seolah berhenti.
Setelah berhari-hari melakukan perjalanan dengan kapal udara, mereka akhirnya melihatnya: reruntuhan Zephyria, kota yang konon menghilang dari peta ratusan tahun lalu.
Saat mereka memasuki kota itu, mesin-mesin kuno berkarat tersebar di mana-mana, tetapi beberapa masih berdetak pelan—seperti sedang menunggu seseorang untuk membangunkannya kembali.
Dan di pusat kota, mereka menemukan sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan.
Sebuah mesin raksasa, setinggi menara, berbentuk seperti jam besar dengan roda gigi rumit yang membeku dalam waktu.
Di atasnya, ada tulisan dalam bahasa yang mereka akhirnya pahami:
“Mesin ini adalah jantung Zephyria. Tanpanya, kota ini akan tertidur selamanya.”
Dan di sanalah jawaban dari cetak biru yang mereka temukan.
Mereka tidak hanya menemukan kota yang hilang—mereka menemukan jantungnya.
Bab 3: Rahasia Mesin Waktu
Saat Fida dan Rangga mulai mempelajari mesin itu, mereka menyadari sesuatu yang mengejutkan:
Mesin ini bukan hanya mesin biasa.
Itu adalah mesin pengendali waktu.
“Ini bukan sekadar teknologi… ini adalah gabungan antara mekanik dan sihir,” ujar Fida kagum.
Rangga menyentuh salah satu roda giginya yang berkarat. “Jika kita bisa memperbaikinya… kita mungkin bisa melihat masa lalu. Bahkan… mengubahnya.”
Namun, sebelum mereka bisa mengambil keputusan, tanah di bawah mereka mulai bergetar.
Dan tiba-tiba, mereka tidak lagi sendirian.
Bab 4: Penjaga Kota yang Terlupakan
Dari balik bayangan, sosok tinggi berjubah besi muncul. Mata mereka bersinar biru, suara mereka dalam dan bergema.
“Siapa yang berani membangunkan Zephyria?”
Fida dan Rangga mundur, tapi tidak bisa pergi. Pintu masuk telah tertutup di belakang mereka.
“Nama kami Fida dan Rangga. Kami hanya ingin memahami mesin ini,” ujar Rangga dengan hati-hati.
Salah satu penjaga mendekat, menatap mereka lama sebelum akhirnya berbicara.
“Mesin ini bukan untuk dimainkan. Ini adalah penyeimbang dunia. Apakah kalian siap menanggung akibatnya jika mengubah masa lalu?”
Fida dan Rangga saling bertukar pandang.
Mereka bisa melihat masa lalu? Mengubahnya?
Pikiran tentang kesempatan untuk memperbaiki kesalahan manusia terdengar menggoda… tetapi juga berbahaya.
Mereka harus membuat keputusan.
Bab 5: Keputusan Terakhir
Setelah berpikir panjang, Fida dan Rangga akhirnya sepakat:
Mereka tidak akan mengubah masa lalu.
Namun, mereka bisa melakukan sesuatu yang lebih baik: menghidupkan kembali Zephyria, tanpa mengacaukan keseimbangan dunia.
Dengan bantuan penjaga, mereka mulai bekerja.
Roda gigi yang telah berkarat diperbaiki, jalur energi diperbarui, dan perlahan, mesin mulai berdetak kembali.
Saat mesin itu aktif, sesuatu yang luar biasa terjadi—kota yang selama ini terbungkus kabut mulai muncul kembali ke dunia.
Gedung-gedung yang runtuh perlahan kembali berdiri. Cahaya kembali menyala di dalam jendela-jendela tua. Dan suara kehidupan kembali terdengar.
Zephyria… tidak lagi menjadi kota yang hilang.
Ia kembali.
Dan semua karena dua insinyur yang tidak takut menghadapi ketidakmungkinan.
Epilog: Dunia yang Baru
Fida dan Rangga tidak hanya menemukan sebuah kota, tapi juga sebuah pengetahuan yang seharusnya sudah hilang dalam sejarah.
Namun, mereka tahu—beberapa penemuan tidak untuk dimiliki, tapi untuk dijaga.
Maka, mereka tidak membawa pulang teknologi Zephyria.
Mereka meninggalkannya untuk dunia, untuk siapapun yang bisa menemukannya di masa depan.
Sebelum mereka pergi, salah satu penjaga berbisik,
“Kalian tidak mengubah masa lalu, tapi kalian mengubah masa depan.”
Dan dengan itu, mereka terbang kembali ke dunia mereka—dengan cerita yang tidak akan pernah mereka ceritakan pada siapa pun.
Karena beberapa rahasia… lebih baik tetap menjadi legenda.
TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar