Rabu, 29 Januari 2025

Permainan Terakhir

 


Kak Gem dan Joana bukan sekadar kakak beradik—mereka adalah satu-satunya keluarga yang tersisa bagi satu sama lain. Sejak orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan tragis, mereka hidup dengan saling mengandalkan.


Namun, hidup keras dan utang yang menumpuk membuat mereka berada di titik terendah. Hingga suatu hari, mereka mendapat undangan misterius.


Sebuah pesan muncul di ponsel Kak Gem:


“Bergabunglah dalam permainan ini. Menangkan hadiah besar, atau kehilangan segalanya. Tidak ada jalan keluar.”


Joana yang penasaran langsung ingin tahu lebih banyak. Tapi Kak Gem merasakan ada sesuatu yang janggal.


Terlambat.


Mereka sudah terjebak dalam permainan yang tak mereka pahami.



---


Bab 1: Arena Permainan


Ketika mereka membuka mata, mereka sudah berada di sebuah ruangan luas berwarna putih dengan ratusan orang lain berpakaian seragam hitam. Langit-langit ruangan terlalu tinggi, membuat mereka merasa kecil.


Suara mekanis menggema di udara.


“Selamat datang di Permainan Terakhir. Hanya ada satu aturan: bertahan hidup.”


Seketika, tembok di sekitar mereka berubah menjadi layar raksasa yang menampilkan peta dunia permainan. Sebuah dunia digital yang menyerupai kota masa depan, tapi dengan jebakan dan tantangan mematikan di setiap sudutnya.


Mereka baru menyadari ini bukan dunia nyata.


Mereka telah menjadi bagian dari sebuah game kematian.



---


Bab 2: Permainan Pertama - Labirin Tanpa Akhir


Layar di tengah ruangan menampilkan tantangan pertama: “Labirin Tanpa Akhir”.


Tiba-tiba, lantai di bawah mereka bergeser, membentuk jalur-jalur berliku yang bergerak seperti mesin raksasa. Semua orang terpencar dalam hitungan detik.


“Kak Gem!!” Joana berteriak, panik saat kakaknya menghilang di balik dinding bergerak.


Kak Gem, yang selalu tenang, menenangkan dirinya sendiri. Ia harus menemukan Joana sebelum waktu habis.


Di layar di atas mereka, waktu terus berkurang: 30 menit… 29 menit…


Salah langkah sedikit saja, tembok bisa menutup dan menghancurkan mereka hidup-hidup.


Joana berlari melewati lorong sempit, nafasnya memburu. Tiba-tiba, suara dari belakangnya terdengar—langkah kaki cepat dan kasar.


Seseorang mengejarnya.


Bukan hanya permainan ini berbahaya, tapi ada pemain lain yang akan melakukan apa saja untuk bertahan.



---


Bab 3: Pengkhianatan di Tengah Permainan


Setelah hampir kehabisan waktu, Kak Gem akhirnya menemukan Joana. Mereka berhasil keluar dari labirin tepat sebelum dinding menutup rapat.


Namun, mereka baru sadar bahwa hanya setengah dari peserta yang berhasil bertahan.


Permainan ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tapi juga tentang mengorbankan orang lain.


Di permainan berikutnya, mereka harus bekerja sama dengan pemain lain. Tapi siapa yang bisa dipercaya?


Seorang pria bernama Raka mendekati mereka. “Aku tahu cara keluar dari sini,” bisiknya.


Joana, yang masih berharap ada jalan keluar tanpa kekerasan, ingin percaya. Tapi Kak Gem tak yakin.


Ia tahu—di permainan ini, kepercayaan adalah senjata yang bisa membunuhmu.



---


Bab 4: Pertarungan Terakhir


Setelah melewati berbagai tantangan—balapan di atas jembatan kaca rapuh, teka-teki berbahaya yang bisa menghabisi mereka dalam sekejap—hanya tersisa tiga pemain:


Kak Gem, Joana, dan Raka.


Permainan terakhir diumumkan: hanya satu orang yang bisa keluar hidup-hidup.


Joana menatap Kakaknya. “Kita tidak harus mengikuti aturan mereka.”


Raka, di sisi lain, sudah bersiap bertarung. “Jangan bodoh. Jika kalian tidak bertarung, kalian akan mati.”


Kak Gem menatap Joana, lalu menatap arena di sekeliling mereka. Ia menarik napas dalam.


Dan tersenyum.


“Kita buat aturan sendiri.”


Saat wasit permainan menghitung mundur, Kak Gem menyerang langsung ke arah Raka—bukan untuk membunuhnya, tapi untuk membuatnya kehilangan keseimbangan.


Lalu ia berbisik pada Joana, “Lari.”


Tapi sebelum Joana bisa melakukan apa pun, sesuatu yang tak terduga terjadi—dunia permainan mulai runtuh.


Suara sistem menggelegar di udara:


“Kesalahan sistem. Pemrograman terganggu. Permainan dihentikan.”


Joana dan Kak Gem terjatuh ke dalam kehampaan, sementara cahaya terang mengelilingi mereka.


Dan ketika mereka membuka mata—


Mereka kembali ke dunia nyata.



---


Bab 5: Kemenangan Tanpa Darah


Joana terbangun di kamar mereka. Udara dingin menyentuh kulitnya.


Semuanya terasa nyata.


Terlalu nyata.


Ia melihat Kak Gem duduk di tepi tempat tidur, menatap ke luar jendela.


“…Kita berhasil?” Joana bertanya dengan suara pelan.


Kak Gem mengangguk. “Ya.”


Tapi ada satu hal yang masih menghantuinya.


Siapa yang menciptakan permainan itu? Kenapa mereka dipilih?


Ponsel Kak Gem tiba-tiba berbunyi.


Sebuah pesan masuk:


“Selamat. Kalian adalah pemenang pertama yang menyelesaikan permainan tanpa membunuh siapa pun. Tapi ini belum berakhir. Kami akan bertemu lagi.”


Kak Gem 

menatap Joana dengan ekspresi serius.


Mereka mungkin sudah keluar dari permainan.


Tapi permainan ini… belum benar-benar selesai.


TAMAT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar