Faisal adalah siswa biasa yang hidupnya terasa membosankan. Suatu hari, ia menemukan sebuah jam tangan antik di pasar loak. Penjualnya berkata, “Jam ini bisa membawamu ke kehidupan yang berbeda, tapi hati-hati dengan apa yang kau inginkan.” Faisal hanya tertawa dan membelinya karena harganya murah.
Di rumah, ia mencoba memutar jarum jam itu mundur, dan tiba-tiba ia merasa pusing. Saat ia membuka matanya, ia berada di tempat yang asing. Dunia itu terasa sama, tetapi berbeda. Jalanan lebih bersih, mobil melayang, dan orang-orang memandang Faisal dengan kagum.
Faisal segera menyadari bahwa di dunia ini, ia adalah seorang ilmuwan muda yang sangat dihormati. Orang-orang memanggilnya “Profesor Faisal.” Meski awalnya merasa bangga, Faisal mulai merasa hampa. Ia tidak memiliki teman, keluarganya tidak lagi mengenalinya, dan hidupnya penuh tekanan untuk terus menciptakan sesuatu yang luar biasa.
Faisal memutar jarum jam lagi, berharap kembali ke dunia asalnya. Tetapi ia malah terjebak di dunia lain, di mana ia adalah seorang atlet terkenal. Di dunia ini, ia memiliki segalanya—kekayaan, penggemar, dan popularitas. Namun, ia merasa kesepian karena tidak ada yang benar-benar peduli padanya sebagai individu.
Setelah mencoba beberapa dunia paralel lainnya, Faisal akhirnya menyadari bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna. Ia memutar jarum jam untuk kembali ke dunianya sendiri. Saat ia kembali, ia merasa lega. Hidupnya memang biasa saja, tetapi ia memiliki sahabat, keluarga, dan kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri.
Moral: Hidup kita, meski tidak sempurna, adalah sesuatu yang harus kita syukuri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar