Sabtu, 01 Februari 2025

Takdir di Bawah Langit Legendra


Sumber : https://pin.it/1vyQ8ymtW


Bab 1: Bayangan di Hutan Abadi

Di ujung dunia, tersembunyi di balik kabut yang tak bisa ditembus manusia, terdapat Legendra, negeri para Elf.

Hutan-hutan raksasa menjulang, pohon-pohon bercahaya menyelimuti langit, dan sungai berkilauan mengalir dengan kekuatan sihir kuno. Para Elf, makhluk abadi dengan telinga runcing dan mata bersinar, hidup dalam harmoni dengan alam.

Namun, kedamaian itu tidak akan bertahan lama.

Di tengah malam yang dingin, sesosok makhluk gelap muncul dari bayangan. Ia bukan manusia, bukan pula Elf. Ia adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada.

Dan malam itu, batas antara dunia Elf dan dunia luar mulai runtuh.


Bab 2: Pangeran yang Terasing

Di dalam menara kristal, seorang pemuda berdiri menatap bulan purnama.

Namanya Kaelion, pangeran Elf yang diasingkan.

Ia adalah pewaris takhta Legendra, namun darahnya ternoda—karena di dalam dirinya mengalir darah manusia.

Kaelion tidak pernah diterima di istana. Ia dianggap kutukan, simbol dari kelemahan yang harus dihapus.

Namun ketika bayangan gelap mulai mengancam Legendra, sang Ratu memanggilnya kembali.

“Kaelion,” suara ibunya dingin seperti es. “Hanya kau yang bisa menghentikan ini.”

Sebuah pedang bersinar di tangannya—Pedang Elarion, senjata suci para Elf.

Dan di saat itulah, Kaelion menyadari bahwa takdirnya bukan untuk bersembunyi, tetapi untuk bertarung.


Bab 3: Kutukan dari Zaman Lama

Kaelion berangkat dengan ditemani Elara, seorang pemanah Elf yang tak pernah mempercayainya.

“Aku tidak mengerti kenapa kita harus mengandalkan dirimu,” katanya sambil menatap tajam.

Kaelion hanya tersenyum tipis. “Karena tidak ada yang lain.”

Mereka menempuh perjalanan melintasi Hutan Bayangan, tempat di mana waktu berhenti dan makhluk-makhluk kuno bersembunyi.

Di sana, mereka menemukan kebenaran tentang musuh mereka.

Makhluk gelap yang menyerang Legendra adalah Shalvaris, seorang Elf yang telah jatuh dalam kegelapan ribuan tahun lalu.

Ia adalah mantan raja, yang dikhianati, dihukum, dan kini kembali untuk menuntut balas.

Dan satu-satunya yang bisa menghentikannya adalah darah manusia dalam tubuh Kaelion.


Bab 4: Pertarungan di Gerbang Cahaya

Di bawah langit merah, pasukan Shalvaris datang—raksasa kegelapan, naga beracun, dan makhluk-makhluk yang tak lagi memiliki jiwa.

Di sisi lain, Legendra berdiri.

Para Elf, dengan panah peraknya, pedang yang berkilauan, dan sihir yang memenuhi udara.

Dan di antara mereka, Kaelion.

Ia tidak lagi hanya seorang pangeran yang terbuang.

Ia adalah sang penjaga terakhir.

Dengan Pedang Elarion di tangannya, ia maju ke medan perang, menghadapi Shalvaris di Gerbang Cahaya, tempat di mana segala sihir Elf berasal.

Pedang mereka bertemu, dan pertempuran pun dimulai.

Kaelion bukan yang terkuat.

Tapi ia adalah yang paling berani.

Dan dengan satu tebasan terakhir, ia mengakhiri kutukan yang telah menghantui Legendra selama ribuan tahun.


Bab 5: Legenda yang Tak Pernah Lenyap

Shalvaris kalah.

Namun, harga yang harus dibayar mahal.

Kaelion, sang pangeran yang tak diakui, kini menjadi pahlawan terbesar Legendra.

Ia memilih untuk tidak mengambil takhta.

Sebagai gantinya, ia berjalan pergi, meninggalkan Legendra untuk menemukan dunianya sendiri—dunia di mana ia tidak hanya dilihat sebagai Elf atau manusia, tetapi sebagai dirinya sendiri.

Namun, di setiap sudut negeri, kisahnya tetap hidup.

Karena legenda tidak pernah mati.

Dan di dunia Elf, nama Kaelion akan selalu diingat.

TAMAT... ataukah hanya awal dari cerita baru?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar